G-K566N94YEK Sesaat Kamu Berdakwah… Ia Bermakna...

Sesaat Kamu Berdakwah… Ia Bermakna...


Sesaat Kamu Berdakwah… Ia Bermakna Menyelamatkan Jiwa

“Apa sangatlah menulis blog? Hanya menaip kata-kata, bukan ceramah pun…”

Pernah tak terlintas suara hati begitu?

Tapi tahukah kamu, sesaat kamu menulis sesuatu yang menyentuh iman manusia — itulah saat kamu sedang berdakwah. Ia bukan sia-sia. Bahkan, ia mungkin lebih besar daripada apa yang kamu bayangkan.



📜 Dakwah Itu Tugas, Bukan Pilihan

Allah berfirman:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
(Surah Ali ‘Imran, 3:104)

Menulis artikel Islami — walau satu perenggan — adalah satu bentuk amar ma’ruf dan nahi munkar. Ia mungkin tidak sepopular influencer, tapi pahalanya mengalir seperti sungai rahmat yang tidak kering.



✒️ Penulisan: Senjata Dakwah Yang Kekal

Berbanding suara yang hilang, tulisan kekal.

Ibnul Jauzi pernah berkata:

“Aku lebih memilih pena daripada pedang. Dengan pena aku menundukkan zaman.”

Bayangkan kamu menulis satu artikel hari ini, lalu seseorang di luar sana — yang kamu tak pernah kenal — berubah sedikit kerana kata-katamu. Maka kamu mendapat pahala setiap kali dia mengamalkannya. Dan kalau dia pula menyebarkannya, kamu pun tetap terlibat dalam rantaian pahala itu.

Nabi SAW bersabda:

“Barang siapa menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.”
(HR. Muslim)



📘 Ayat & Hadis Yang Menyokong Dakwah Bertulis

  1. Surah An-Nahl (16:125):

    “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik…”

    Artikel yang ditulis dengan hikmah dan kasih sayang — bukan makian atau caci — mampu mengetuk hati yang keras, mencairkan ego, dan menghidupkan kembali fitrah.

  2. Surah Al-‘Alaq (1–5):

    “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan… Yang mengajar manusia dengan pena (qalam).”

    Allah mengangkat pena — simbol ilmu dan tulisan — sebagai alat wahyu pertama. Menulis itu bukan aktiviti kosong, tetapi lanjutan dari wahyu pertama.

  3. Tinta Ulama vs Darah Syuhada:

    Ada riwayat mengatakan, “Tinta ulama akan ditimbang di akhirat seperti darah para syuhada.”
    Ini menunjukkan betapa tinggi nilai dakwah ilmiah dan penulisan.



📌 Sesaat Kamu Berdakwah...

...bermakna kamu telah:

  • Membuka satu pintu pahala jariah yang mengalir walau kamu telah tiada.
  • Menjadi penyambung rantai hidayah bagi orang yang tersasar.
  • Memberi cahaya kepada hati yang hampir padam.
  • Menyelamatkan satu jiwa — yang mungkin selama ini hampir menyerah.

Nabi bersabda:

“Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada seorang melalui kamu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah (harta paling berharga).”
(HR. al-Bukhari & Muslim)



🌱 Apa Yang Perlu Kamu Tulis?

Tak perlu jadi ustaz. Tak perlu jadi pakar.

Cukup kamu tulis:

  • Pengalaman iman kamu yang membangkitkan harapan.
  • Doa-doa yang kamu guna waktu susah.
  • Ayat Quran atau hadis yang menyentuh hati kamu.
  • Nasihat jujur buat manusia yang sedang penat.

Setiap patah yang mengajak kepada Allah, adalah dakwah.



💬 Penutup: “Jangan Pandang Rendah Saat Itu…”

Kerana mungkin satu saat itu —
Saat kamu tulis dengan jujur,
Saat kamu menaip dengan linangan air mata,
Saat kamu kongsi kerana Allah semata —

...itulah saat kamu paling hampir dengan redha Allah.
...itulah saat pahala mengalir selama-lamanya.
...itulah saat kamu menyelamatkan jiwa seseorang di bumi ini.

Sesaat kamu berdakwah... ia bermakna, kamu sedang memberi cahaya.




0 Ulasan